ACTUATING
1. DEFINISI
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian.
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggihnya atau handalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan ikut berperan aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan ini adalah ibarat kunci stater mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika kunci staternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
Definisi fungsi pengarahan ini dikemukan para penulis sebagai berikut :
· G.R. Terry
Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian.
· Koontz dan O’Donnel
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. Jadi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan dengan cara persuasif atau bujukan dan instrufi, tergantung cara mana yang paling efektif.
Pengarahan disebut efektif, jika dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh karyawan yang ditugasi untuk itu.
Pokok-pokok masalah yang dipelajari pada fungsi pengarahan atau Directing adalah :
· Tingkah laku manusia (Human Behaviour)
· Hubungan Manusiawi (Human Relation)
· Komunikasi (Communication)
1.1.Tingkah Laku Manusia
Manajemen adalah mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain, ini berarti pimpinan menyuruh para bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari tugas-tugasnya dalam mencapai tujuan perusahaan. Pimpinan dalam membina kerja sama mengarahkan dan mendorong gairah kerja para bawahannya, perlu memahami tingkah laku manusia. Tingkah laku manusia dapat kita ketahui dengan mempelajari psikologi, sosiologi, antropologi, psiologi social, psiologi manajemen.
Manusia dalam berkelompok mempunyai latar belakang yang heterogin, seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, agama, kebudayaan, kepentingan dan lain sebagainya. Tetapi disamping perbedaan ini juga terdapat persamaan, seperti kebutuhan (needs) untuk makan, minum, keamanan, keturunan atau biologis, persamaan kebutuhan inilah yang membentuk kerjasama dan hidup berkelompok.
Needs atau kebutuhan adalah yang diperlukan oleh setiap orang, sedang wants (keinginan) adalah yang ditentukan oleh cita-cita seseorang.
Para penulis yang mengemukakan tingkah laku manusia, diantaranya :
· Elton Mayo (1880 – 1049)
F.W Taylor dalam teori klasik, mengemukakan bahwa kebutuhan karyawan hanyalah kebutuhan tunggal atau biologis saja, yaitu gaji dan kesejahteraan (konpensasi) yang besar. Menurut teori klasik ini, jika kompensai dinaikan maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini mendorong Elton Mayo Cs. untuk mengadakan penelitian pada perusahaan lampu pijar. Penelitian ini disebut Hawton Study yang dilakukan dengan membagi karyawan kedalam dua ruangan A dan B.
Pada ruangan A diadakan perbaikan ventilasi, penerangan dan pengarahan secara persuasive, sedang pada ruangan B tidak. Hasilnya ternyata produktivitas kerja karyawan diruangan A meningkat walaupun kompensasi tidak dinaikan sedang di B tetap. Berdasarkan penelitian ini terbukti bahwa kebutuhan karyawan bukan hanya peningkatan konpesasi saja, tetapi mereka membutuhkan perlakuan yang baik, prasarana yang baik, dan sebagainya.
Mayo menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai berikut :
1) Masalah manusia hanya dapat diselesaikan secara manusiawi dan menggunakan data, informasi dan alat-alat kemanusiaan pula
2) Moral dan semangat kerja lebih besar peranan dan pengaruhnya untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan daripada kompensasi. Moral adalah suatu keadaan yang berhubungan erat dengan kondisi mental seseorang.
3) Perilaku yang baik dan wajar terhadap karyawan lebih besar pengaruhnya untuk peningkatan produktivitas kerja daripada tingkat kompensasi yang besar, walaupun kompensasi juga penting.
· Douglas Mc. Gregor
Douglas Mc. Gregror mengemukakan Teory X dan Teory Y tentang tingkah laku manusia atau karyawan dalam perusahaan. Teori ini mengemukakan bahwa manusia secara jelas dan tegas dikelompokan atas manusia penganut Teori X dan Teori Y.
Teori X mengemukakan, bahwa :
1) Rata-rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja
2) Umumnya karyawan tidak berambisi dan menghindari tanggung jawab
3) Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah, dan diawasi
4) Karyawan lebih suka mementingkan diri sendiri dan kurang memperdulikan sasaran perusahaan.
Oleh karena itulah para karyawan harus dikendalikan, dipaksa dan diarahkan agar perusahaan dapat mencapai sasarannya.
Teory Y mengemukakan, bahwa :
1) Rata-rata karyawan rajin dan sesungguhnya bekerja sama.
2) Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju.
3) Karyawan selalu berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran yang optimal.
· D. Yung
D. Yung mengemukakan bahwa sifat dan tingkah laku manusia terbentuk dari “keturunan dan lingkungan” nya. Tipe tingkah laku seseorang menurut D. Yung dibagi dalam Introverse, Extroverse dan Ambiverse.
Ø Tipe Introverse, jika perhatiannya terutama diarahkan kedalam dirinya sendiri. orang introverse ciri-cirinya adalah egoistis, pendiam, senang menyendiri, kurang bisa bergaul dan selalu mengutamakan kepentingan pribadinya daripada kepentingan umum.
Ø Tipe Extroverse, jika perhatiannya ditujukan kesekelilingnya. Orang extroverse ini ciri-cirinya adalah berhati terbuka, sosial, gembira, ramah tamah, luas pergaulan dan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi.
Ø Tipe Ambiverse adalah orang-orang yang tingkah lakunya berada diantara Introverse dan Extroverse.
· Clare W. Graves
Ia membedakan tujuh pola tingkah laku manusia yang disusunnya dengan urutan istimewa
1) Tipe Autistik
Hidupnya seperti tumbuh-tumbuhan. Ia kurang atau bahkan tidak punya daya uang dan dalam arti umum tidak dapat dikaryakan.
2) Tipe Animistik
Ia sadar akan lingkungannya, tetapi kurang memahaminya. Motifnya yang paling Dominan adalah mempertahankan kelangsungan hidup, tetapi ia dikuasai oleh hal-hal klenik dan praktek-praktek yang aneh-aneh.
3) Tipe Kejutan
Ia hanya akan memanfaatkan peluang jika tidak ada risiko yang mengancam keamanan dirinya. Orang macam ini sulit diatur dan tekanan yang meningkat serta aturan yang ketat hanya akan menjadikannya lebih buruk lagi.
4) Tipe Sosio senstris
Orangnya rindu akan suasana kerja yang menyenangkan ia mendahulukan masalah-masalah sosial daripada masalah-masalah pribadi atau material.
5) Tipe Agresif dan gila kuasa
Ia lebih suka mengatur diri sendiri, dan menentang tradisi dan tata tertib yang telah mapan.
6) Tipe Agresif Individualistis
Orang yang mempercayakan dirinya sendiri, bertanggung jawab, berkiblat pada tujuan bukan pada sasaran. Ia benci akan perincian metode dan ia tidak menyukai tugas yang dipaksakan.
1.2. Fungsi Actuating dalam Organisasi
1) Manajemen SDM
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping factor yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM).
Manajemen Sumber daya manusia yang sering juga disebut dengan manajemen personalia oleh para penulis didefinisikan secara berbeda. Berbeda di antaranya adalah :
Human Resource management (HRM ) may be defined as programs, policies, and practices for managing and organization’s work force.
Definisi lain mengatakan :
Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi, dan masyarakat.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat didefinisikan SDM dengan keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktifitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya terhadap peningkatan efektivitas organisasi dengan cara yang secara etis dan sosial dapat dipertanggung jawabkan. Aktifitas berarti melakukan berbagai kegiatan, misalnya melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengarahan, analisis jabatan, rekrutmen, seleksi, orientasi, memotivasi, dll. Menentukan berbagai policy sebagai arah tindakan seperti lebih mengutamakan sumber dari dalam untuk mengisi jabatan yang kosong, member kesempatan pada setiap orang untuk mengisi jabatan dan lain lain, dan program seperti melakukan program-program latihan dalam aspek metode yang dilakukan, orang yang terlibat, dan lain-lain. Secara etis dan sosial dapat dipertanggung jawabkan artinya semua aktifitas dilakukan dengan tidak bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat yang berlaku.
A. Tujuan dan kegiatan MSDM
Secara lebih operasional (dalam arti yang dapat diamati/diukur) untuk meningkatkan produktivitas pegawai, mengurangi tingkat absensi, mengurangi tingkat perputaran kerja, atau meningkatkan loyalitas para pegawai pada organisasi.
Selanjutnya, apa yang dilakukan organisasi dalam upaya mencapai tujuan tersebut dan mengapa itu harus dilakukan, berkaitan dengan kegiatan atau aktifitas manajemen sumber daya manusia, akan digambarkan secara umum sebagai berikut.
Kegiatan atau aktifitas MSDM secara umum dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu :
1) Persiapan dan pengadaan,
2) Pengembangan dan penilaian,
3) Pengkompensasian dan perlindungan,
4) Hubungan-hubungan kepegawaian.
1. Persiapan dan pengadaan
Kegiatan persiapan dan pengadaan meliputi banyak kegiatan, diantaranya adalah kegiatan analisis jabatan, yaitu kegiata untuk mengetahui jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi beserta tuga-tugas yang dilakukan dan persyaratan yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan tersebut dan lingkungan kerja dimana aktivitas tersebut dilakukan. Untuk dapat melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran, manajemen sumber daya manusia sudah barang tentu harus mengetahui keseluruhan tugas yang ada dalam organisasi berikut dengan rincian tugas (job description), persyaratan tugas (job specification), dan standar kinerja (Job performance standard).
Selanjutnya, sebagai landasan kegiatan dilakukan perencanaan sumber daya manusia, yaitu memprediksi dan menentukan kebutuhan tenaga kerja pada masa sekarang dan yang akan datang, baik jumlahnya maupun keahliannya atau jenisnya. Rencana sumber daya manusia akan menunjukkan jumlah yang akan direkrut dan kapan dilakukan rekrutmen untuk menarik calon pegawai yang berpotensi untuk mengisi jabatan. Setelah sekumpulan pelamar diperoleh, dilakukan seleksi untuk mendapatkan pegawai yang memenuhi persyaratan. Kemudian, setelah mereka diterima, seringkali kemampuan mereka sepenuhnya belum sesuai dengan keinginan organisasi, sehingga dilakukanlah program orientasi, setelah itu dilakukan penempatan.
2. Pengembangan dan penilaian.
Setelah mereka bekerja secara berkala harus dilakukan pelatihan-pelatihan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dan menjaga dan menjaga terjadinya keusangan kemampuan pegawai akibat perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja. Kemudian dilakukan penilaian yang bertujuan untuk melihat apakah unjuk kerja pegawai sesuai dengan yang diharapkan, dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja. Selanjutnya membantu perencanaan karier dalam organisasi agar selaras dengan kebutuhan organisasi. Ini diperlukan sebagai usaha pengembangan kemampuan pegawai, karena pegawai yang memasuki suatu organisasi senantiasa menginginkan jabatan lebih tinggi dan biasanya dengan tanggung jawab dan gaji lebih tinggi.
3. Pengkompensasian dan perlindungan
Untuk mempertahankan dan memelihara semangat kerja dan motivasi, parra pegawai diberi kompensasi dan beberapa kenikmatan atau keuntungan lainnya dalam bentuk program-program kesejahteraan. Hal ini disebabkan pegawai menginginkan balas jasa yang layak sebagai konsekuensi pelaksanaan pekerjaan. Selain itu juga untuk melindungi pegawai dari akibat buruk yang mungkin timbul dari pelaksanaan pekerjaan, serta untuk menjaga kesehatan pegawai.
4. Hubungan-hubungan kepegawaian
Hubungan-hubungan kepegawaian meliputi usaha untuk memotivasi pegawai, memberdayakan pegawai, yang dilakukan melalui penataan pekerjaan yang baik, meningkatkan disiplin pegawai agar mematuhi aturan, kebijakan-kebijakan yang ada, dan melakukan bimbingan. Kemudian, bilamana dalam organisasi terbentuk organisasi atau serikat pekerja, organisasi harus melakukan kerjasama yang sinergis, dalam arti saling menguntungkan antara pegawai dan organisasi. Selanjutnya, dalam waktu-waktu tertentu harus dilakukan penilaian tentang sejauh mana manajemen sumber daya manusia tersebut memenuhi fungsinya, yang dilakukan melalui apa yang disebut audit sumber daya manusia.
Agar keseluruhan kegiatan itu terlaksana dengan baik, efektif, dan efisien, perlu dilakukan pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, dan lain-lain.
B. Penyusunan Personalia
Proses Penyusunan Personalia
Penyusunan personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penetapan, pemberitahuan latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Dalam bab ini akan dibahas bagaimana organisasi menentukan kebutuhan sumber daya manusia sekarang dan di waktu yang akan datang.
Kegiatan-kegiatan penyusunan personalia sangat erat hubungannya dengan tugas-tugas kepemimpinan, motivasi, dan komunikasi, sehingga pembahasannya sering ditempatkan sebagai bagian dari fungsi pengarahan. Tetapi fungsi ini berhubungan ert dengan fungsi pengorganisasian, dimana pengorganisasian mempersiapkan ” kendaraan ”-nya dan peyusunan personalia mengisi ” pengemudi ”-nya yang sesuai gengan posisi kerja yang ada. Akhirnya, fungsi penyusunan personalia harus dilaksanakan oleh semua manajer, baik mereka mengolah perusahan besar ataupun menjadi pemilik perusahan kecil.
Proses penyusunan personalia (staffing process) dapan dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi tepat dan pada waktu yang tepat. Fungsi ini dilaksanakan dalam dua tipe lingkungan yang berbeda. Pertama, lingkungan eksternal yang meliputi seluruh faktor di luar organisasi yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhinya. Kedua lingkungan internal, yang terdiri dari unsur-unsur di dalam organisasi.
Proses penyusunan personalia :
a. perencanaan sumber daya manusia
b. penarikan pengadaan calon – calon personalia
c. seleksi
d. pengenalan orientasi
e. pelatihan dan pengembangan
f. penilaian pelaksaan kerja
g. pemberian balas jasa dan penghargaan
h. perencanaan dan pengembangan karir
C. STUDY KASUS :
PT.MAJU SEJAHTERA
Perusahaan selama 5 tahun terakhir berjalan dengan baik. Mereka memiliki total harta Rp.1.000 milyar . laba operasi rata – rata selama 5 tahun terkhir sebesar Rp.300 Juta sebelum di kurangi pajak perseroan 30%. Biaya modal tertimbang yang diperhitungkan sebesar 20%. Semua karyawan merasa senang karna setiap tahunnya mereka mendapatkan bonus rata – rata 2 bulan gaji, lumayan bisa untuk menutupi kebutuhan anak – anak sekolah. Sekarang terjadi pergantian manajemen ; laba operasi perusahaan turun 20% akibat penghematan di segala bidang khususnya yang berhubungan dengan human cost. Penghematan itu di harapkan dapat menaikkan laba operasi. Penghematan yang paling besar adalah di bidang pendidikan dan pelatihan SDM karena dianggap bidang ini yang paling boros.
Dalam rapat direksi akhir tahun terjadi perdebatan yang sangat tajam. Direktur pemasaran dinyatakan tidak mampu meluaskan pangsa pasar karena tenaga penjualnya kurang profesional. Dierktur pemasaran memberi argumentasi bahwa pasar tidak dapat di pertahankan karena tenaga penjualnya motivasinya turun dan di sisi lain persaingan tajam. Dewasa ini produk dari luar negeri menjadi ancaman produk nasional, hal itu di sebabkan karena harganya kompetitif dan distribusinya cepat serta layanan purnajual memuaskan.
Direktur produksi juga dipersalahkan karena banyak produk cacat dan rusak, dan kualitas produk turun. Divisi ini telah melakukan efisiensi di semua bagian, dan cost of goods manufaktured rendah. Buruh banyak yang frustasi dan banyak yang pindah kerja.
Saudara di minta untuk mencari penyebab mengapa laba operasi perusahaan menurun dan apa dampaknya terhadap nilai tambah ekonomi. Menurut pendapat saudara, apa yang harus di lakukan oleh manajemen perusahaan agar bisa menaikkan laba operasi ?? di samping itu saudara harus menjelaskan mengapa pangsa pasar turun dan produk banyak yang cacat dan rusak.
2) TEORI TEORI MOTIVASI
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
A. TEORI MOTIVASI ABRAHAM MASLOW (1943-1970)
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
A. Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
Terdapat banyak teori berkaitan dengan motivasi.namun kami hanya memperkenalkan dua jenis motivasi asas yang anda perlu ketahui bagi memotivasikan mereka yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik ini lebih kepada perasaan dalaman dan kekuatan dorongan Individu. Contoh motivasi intrinsic seperti dapat menyelesaikan masalah dengan sendiri, dibenarkan membuat keputusan, mencapai Impian diri, berusaha mengelak ancaman, mempunyai kepercayaan dan nilai tinggi pada kerja dan sebagainya.
Cara yang berkesan bagi anda memotivasikan pekerja secara intrinsik termasuk :
o Menghormati pekerja tanpa mengira jabatan.
o Memastikan pekerja memahami jenis sumbangan yang dapat mereka curahkan kepada organisasi.
o Member peluang kepada subordinat membuat keputusan tanpa sering merujuk pada anda.
o Meyakinkan subordinat yang mereka dapat menyelesaikan masalah sendiri ataupun secara berpasukan.
o Memastikan anda membantu dan membekalkan ilmu serta peluang kepada pekerja supaya mereka dapat melakukan tugas dengan jaya.
o Menjadi pembimbing dan pakar rujuk kepada pekerja. Tunjukkan anda berkongsi ilmu, pendapatan dan idea dengan mereka. Pada masa yang sama anda juga bersedia mendengar dan menimbangkan cadangan, idea, pendapat ataupun masalah yang diutarakan oleh pekerja.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik ini merujuk pada sumber luaran yang mendorong individu membuat tindakan. Contohnya ganjaran wang ringgit, sagu hati, peluang kenaikan pangkat, pujian dan sebagainya. Dalam arti kata lain, harapan ataupun impian pekerja bagi mendapatkan ganjaran mendorong mereka mengambil tindakan yang sewajarnya bagi mencapai apa yang dihajati.
Bagi memotivasikan pekerja secara ekstrinsik, anda boleh menggunakan kaedah ataupun cara-cara sebagai berikut :
o Memberi ganjaran keuangan berdasarkan prestasi dan bukan berdasarkan siapa yang lebih menyayangi ketua.
o Member sagu hati yang sepadan apabila pencapaian organisasi menguntungkan.
o Memberi cuti tahunan tambahan kepada pekerja yang memberikan sumbangan cemerlang.
o Mengadakan rombongan percuma ke destinasi menarik sebagai ganjaran.
o Member kenaikan pangkat berdasrkan pencapaian prestasi.
o Mengucapkan terima kasih kepada pekerja setiap kali mereka memberikan sumbangan pada organisasi ataupun atas bantuan mereka. Ia dilakukan tanpa mengira kedudukan, pangkat, agama, bangsa ataupun tahap pendidikan pekerja.
Kedua-dua jenis motivasi itu berkesan bagi memotivasikan pekerja. Anda tidak boleh memilih memotivasikan pekerja hanya dalam satu aspek saja. Ini karena terdapat pekerja yang lebih bermotivasi secara intrinsic dan adapula yang lebih bermotivasi secara ekstrinsik. Dengan ini, anda perlu mengambil langkah-langkah memotivasikan pekerja secara intrinsik dan ekstrinsik.
3) Komunikasi
Dalam kehidupan bermasyarakat kita selalu berkomunikasi untuk menjalin sebuah hubungan. Karena dengan adanya komunikasi kita akan mengetahui tentang sesuatu hal masing-masing antara satu dengan yang lainnya. Sebenarnya, apa pengertian dari komunikasi itu sendiri? Sehingga dalam kehidupan bermasyarakat sangat di perlukan untuk saling berkomunikasi? Apa pula tujuan dari komunikasi?. Sebelum membahas lebih jauh tentang pengertian komunikasi, terlebih kita pelajari dahulu mengenai Istilah komunikasi, yaitu Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Secara lebih spesifik, pengertian atau definisi komunikasi dapat disimpulkan dari berbagai istilah komunikasi berdasarkan pencetusnya.
A. Tujuan Komunikasi
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
2. Mempengaruhi perilaku seseorang
3. Mengungkapkan perasaan
4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
5. Berhubungan dengan orang lain
6. Menyelesaian sebuah masalah
7. Mencapai sebuah tujuan
8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
B. Jenis-jenis Komunikasi
Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi Verbal dengan Kata-kata
o Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
o Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat
o Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
o Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
o Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
o Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal :
o Ekspresi wajah
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
o Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
o Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
o Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
o Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
o Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
4) Kepemimpinan
Sebelum membahas berbagai hal sekitar kepemimpinan sebaiknya dirumuskan terlebih dahulu arti istilah kepemimpinan.
· Kepemimpinan dapat diartikan : orang atau kelompok orang yang memimpin. Misalnya “Orang mau mengubah kepemimpinan nasional” , artinya orang mau menggantikan personalia pimpinan Negara di tingkat nasional. Di sini “Kepemimpinan” tidak lain daripada nama kolektif untuk para pemimpin. Istilah kepemimpinan dalam arti nama kolektif, tidak akan digunakan dalam uraian ini.
· Dengan kepemimpinan dimaksudkan juga seluruh usaha memimpin. Bila dikatakan : “Kepemimpinannya sungguh berhasil”, maka yang dimaksudkan ialah seluruh usaha, seluruh kegiatan memimpin mencapai sasarannya.
· Usaha-Usaha memimpin ini dijalankan berdasarkan kemampuan yang sudah mendarah daging dalam diri si pemimpin, karena itu istilah kepemimpinan digunakan juga dalam arti kemampuan/kemahiran seseorang untuk memimpin, “Kepemimpinan Ketua Umum tidak diragukan”, berarti kemampuannya untuk memimpin tidak disangsikan.
· Berdasarkan kemampuan memimpin para pemimpin akan dihargai dan dinilai oleh bawahannya. Ia mempunyai wibawa di kalangan kelompoknya. Sebab itu kepemimpinan sering pula berarti : Wibawa sang pemimpin. “Karena beberapa tindakannya yang gegabah, maka kepemimpinannya belakangan ini mulai merosot”. Yang dimaksudkan ialah gengsinya sebagai seorang pemimpin, penilaian orang terhadap dirinya sebagai pemimpinan mulai pudar.
Ketiga pengertian diatas erat hubungannya satu sama lain. Orang giat memimpin karena mempunyai kemampuan untuk itu dan karena mampu memimpin orang lalu dihormati, disegani dan karena itu memiliki wibawa. Dalam uraian ini istilah kepemimpinan digunakan dalam tiga arti yakni :
· Usaha/kegiatan memimpin
· Kemampuan menjalankan usaha tersebut
· Wibawa yang menyebabkan orang dianggap mampu memimpin.
Sesudah membahas berbagai arti istilah kepemimpinan, perlu diuraikan arti kata memimpin, memimpin ialah mengantar seorang atau sekelompok orang ke tujuan, sambil menggunakan sarana yang ada dan sambil berpegang kepada tata susila bersama.
A. Jenis-jenis kepemimpinan
Sehubungan dengan kepemimpinan sering dikemukakan istilah-istilah yang menunjukkan jenis kepemimpinan. Sosiolog jerman Max weber, memasarkan tiga jenis kepemimpinan yaitu Pemimpin kharismatik, pemimpin tradisional dan pemimpin legal.
· Pemimpin kharismatik ialah seorang yang seolah-olah diberi tugas khusus dan karena itu dikaruniai bakat-bakat khusus oleh tuhan untuk memimpin sekelompok manusia mengarungi tantangan sejarah hidupnya.
· Pemimpin traditional ialah mendapatkan kekuasaan berdasarkan warisan dari leluhurnya, pelimpahan wewenang berjalan lewat saluran keturunan. Sang ayah ningrat dan mempunyai kekuasaan terhadap wilayah tertentu, maka sang anak pun memegang tampuk pimpinan atas wilayah tersebut sepeninggal ayahnya. Hak-hak keturunan diakui dank arena itu pemimpin traditional diterima dan ditaati oleh kelompoknya.
· Kepemimpinan legal yaitu secara khusus digunakan untuk pemimpin-pemimpin yang mendapat pelimpahan wewenang berdasarkan prosedur pemilihan, pengangkatan/pelantikan/pengukuhan yang diatur dengan hukum positif yang berlaku dalam masyarakat.
· Pemimpin kharismatik ialah seorang yang seolah-olah diberi tugas khusus dan karena itu dikaruniai bakat-bakat khusus oleh tuhan untuk memimpin sekelompok manusia mengarungi tantangan sejarah hidupnya.
· Pemimpin traditional ialah mendapatkan kekuasaan berdasarkan warisan dari leluhurnya, pelimpahan wewenang berjalan lewat saluran keturunan. Sang ayah ningrat dan mempunyai kekuasaan terhadap wilayah tertentu, maka sang anak pun memegang tampuk pimpinan atas wilayah tersebut sepeninggal ayahnya. Hak-hak keturunan diakui dank arena itu pemimpin traditional diterima dan ditaati oleh kelompoknya.
· Kepemimpinan legal yaitu secara khusus digunakan untuk pemimpin-pemimpin yang mendapat pelimpahan wewenang berdasarkan prosedur pemilihan, pengangkatan/pelantikan/pengukuhan yang diatur dengan hukum positif yang berlaku dalam masyarakat.
B. Perbedaan Pemimpin dan Manajer
Pemimpin itu berbeda dengan manajer. Tidak semua pemimpin adalah manajer dan tidak semua manajer adalah pemimpin. Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena ditunjuk atau karena keinginan kelompok, sedangkan manajer itu ditunjuk dan memiliki kekuasaan legimitasi untuk memberi penghargaan maupun member hukuman pada bawahannya/pengikutnya. Kekuatan mempengaruhi pada manajer karena dimilikinya otoritas formal bukan karena factor individual.
Karena otoritas formal itulah manajer memiliki wewenang yang merupakan kekuasaan resmi yang dimiliki seseorang karena kedudukannya dalam organisasi. Pengarahan atau perintah dari seorang manajer dalam sebuah posisi wewenang dipatuhi karena mereka harus dipatuhi. Seseorang memiliki wewenang karena posisinya dalam suatu organisasi dan bukan karena sifat-sifat pribadinya.
Beberapa hal yang membedakan Pemimpin dengan manajer adalah :
1. Pemimpin tidak selalu berada dalam sebuah organisasi, sedangkan manajer selalu dalam organisasi tertentu baik formal maupun nonformal.
2. Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya, sedangkan manajer selalu ditunjuk.
3. Pengaruh yang dimiliki pemimpin, karena memiliki kemampuan pribadi yang lebih dibandingkan dengan yang lain, sedangkan pengaruh yang dimiliki manajer karena dimilikinya otoritas formal.
4. Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang, sedangkan manajer berpikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggung jawabnya.
5. Pemimpin memiliki keterampilan politik dalam menyelesaikan konflik, sementara manajer menggunakan pendekatan formal-legal.
6. Pemimpin berpikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas, sementara manajer berpikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara sempit.
7. Pemimpin memiliki kekuasaan secara lebih luas, sedangkan manajer hanya memiliki wewenang saja.
C. Kriteria pemimpin dan manajerial.
Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa criteria.yang dimaksud yaitu apakah itu sifat kepribadiannya, ketrampilannya, bakatnya, sifat-sifatnya, atau kewenangan yang dimilikinya.
Pemimpin memiliki sifat kepribadian seperti vitalitas dan stamina fisik, kecerdasan dan kearifan dalam bertindak, kemauan menerima tanggung jawab, kompeten dalam menjalankan tugas, memahami kebutuhan pengikutnya, memiliki ketrampilan dalam berhubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi dan memberi semangat, mampu memecahkan masalah, meyakinkan, memiliki kapasitas untuk menang, memiliki kapasitas untuk mengelola,memutuskan,menentukan prioritas, mampu memegang kepercayaan, memiliki pengaruh, mampu beradaptasi atau memiliki fleksibilitas.
Karakteristik pemimpin yang berhasil memiliki sifat dan ketrampilan tertentu. Cirinya antara lain dapat beradaptasi dengan situasi, peka terhadap lingkungan sosial, ambisius serta berorientasi pada hasil, tegas, dapat bekerja sama, meyakinkan, mandiri, mampu mempengaruhi orang lain, enerjik, tekun, percaya diri, tahan stress, dan memikul tanggung jawab. Sedangkan ketrampilan yang harus dimiliki pemimpin antara lain cerdas, trampil secara konseptual, kreatif, diplomatis, dan taktis, lancer berbahasa, memiliki pengetahuan terhadap tugas kelompok, mampumengorganisasi, mampu mempengaruhi dan meyakinkan,, dan memiliki ketrampilan sosial.
Pemimpin yang efektif adalah :
1. Bersikap luwes,
2. Sadar mengenai diri, kelompok dan situasi
3. Memberi tahu bawahan tentang setiap persoalan dan bagaimana pemimpin pandai dan bijak menggunakan wewenangnya.
4. Mahir menggunakan pengawasan umum dimana bawahan tersebut mampu dan mau mengerjakan sendiri pekerjaan harian mereka sendiri dan mampu menyelesaikan pekerjaan dalam batas waktu yang ditentukan.
5. Selalu ingat masalah mendesak, baik keefektifan jangka panjang secara individual maupun kelompok sebelum bertindak.
6. Memastikan bahwa keputusan yang dibuat sesuai dan tepat waktu baik secara individu maupun kelompok
7. Selalu mudah ditemukan bila bawahan ingin membicarakan masalah dan pemimpin menunjukkan minat dalam setiap gagasannya.
8. Menempati janji yang diberikan kepada bawahannya, cepat menangani keluhan, dan memberikan jawaban secara sungguh-sungguh dan tidak berbelit-belit.
9. Memberikan petunjuk dan jalan keluar tentang metode/mekanisme pekerjaan dengan cukup, meningkatkan keamanan dan menghindari kesalahan seminimal mungkin.
Berikut ini beberapa kriteria manajerial yang terdiri dari cirri efektivitas manajerial dan ketrampilan efektivitas manajerial :
1. Ciri efektivitas manajerial.
a. Tingkat energi dan toleransi terhadap stress
b. Rasa percaya diri
c. Integritas
d. Motivasi kekuasaan
e. Orientasi pada keberhasilan
f. Kebutuhan akan afiliasi rendah.
2. Manajerial yang efektif
a. Ketrampilan teknis
b. Ketrampilan antar pribadi
c. Ketrampilan konseptual.
D. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi artinya jabatan (Pekerjaan) yang dilakukan atau kegunaan suatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu didalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi yaitu :
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/organisasi.
Secara operasional dapat dibedakan dalam lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu :
1. Fungsi Interaksi
Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif. Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2. Fungsi Konsultasi
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, pemimpin kerap kali memerlukan bahan pertimbangan, yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feed back) untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat diharapkan keputusab-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan lebih mudah menginstruksikannya, sehingga kepemimpinan berlangsung efektif.
3. Fungsi partisipasi
Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain. Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan bukan pelaksana.
4. Fungsi delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat/menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan aspirasi.
5. Fungsi pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukse/efektif mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.
Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diselenggarakan dalam aktifitas kepemimpinan secara integral. Pelaksanaannya berlangsung sebagai berikut :
· Pemimpin berkewajiban menjabarkan program kerja.
· Pemimpin harus mampu memberikan petunjuk yang jelas.
· Pemimpin harus berusaha mengembangkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat.
· Pemimpin harus mengembangkan kerja sama yang harmonis.
· Pemimpin harus mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan masalah sesuai batas tanggung jawab masing-masing.
· Pemimpin harus berusaha menumbuh kembangkan kemampuan memikul tanggung jawab.
· Pemimpin harus mendayagunakan pengawasan sebagai alat pengendali.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungnnya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman duisi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungnnya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman duisi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulis makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
08.24 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)